YPMAK - PUSDIT UNCEN BERSAMA YPAA LAKUKAN PELATIHAN BAGI MAHASIWA BINAAN
Jayapura, Ditengah perkembangan zaman saat ini, generasi muda Timika harus menjadi ujung tombak pembangunan bangsa dan negeri apalagi dengan adanya provinsi Papua Tengah. Disebutkan bahwa Indonesia bakal dipimpin oleh mayoritas anak muda oleh karena itu ketua Pusdip Uncen, Prof. Dr. Vince Tebay, S.Sos M.Si mengatakan bahwa dengan pelatihan dan materi-materi yang diberikan dapat menjadi bekal bagi mahasiswa Papua khususnya dibawah bimbingan YPMAK yang bekerja sama dengan Pusdit Uncen yang juga berkolaborasi bersama YPAA harus mampu berdaya saing, menjadi ujung tombak bagi negerinya sendiri.
Hal ini Vince sampaikan di sela-sela kegiatan pelatihan terhadap mahasiswa uncen dibawah bimbingan Pusdit Uncen bekerja sama YPMAK yang digelar di salah satu hotel di Kota Jayapura, Sabtu (26/10/2024).
Sebagai pemateri Esthy, mengatakan ia berharap dengan materi yang dibakan mahasiwa dapat memulai belajar mengelola keuangan dengan sederhana seperti mencatat pemasukan dan pengeluaran harian dengan memprioritaskan kebutuhan bukan keinginan dengan menjaga gaya hidup sederhana.
Hal senada juga di ungkapkan oleh Liza, saya juga sebagai mahasiswa berharap bersama mahasiswa lainnya dapat mempunyai bisnis yang maju dan berkembang dengan memiliki produk tersendiri yang akan terus maju dan berinovasi sehingga bisnis kita dapat di kenal di seluruh Indonesia sehingga kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian Indonesia.








Banyak Orang Memiliki Mimpi, Tapi Tidak Memiliki Semangat untuk Meraihnya
Vince Tebay, Perempuan Suku Mee Pertama yang Meraih Gelar Profesor
Prof. Dr E. Vince Tebay resmi menyandang gelar sebagai Guru besar di bidang Ilmu Admnistrasi Publik, setelah dikukuhkan di Auditorium Uncen Selasa (19/3) lalu. Seperti apa perjalanan karir hingga meraih gelar jabatan akademik tertinggi, apa pesan kepada para perempuan Papua terutama dari suku Mee?
Laporan: Carolus Daot Jayapura
23 Agustus 1969 silam, pasangan, Pdt. Yosia Tebay dan Marcy Mote, melahirkan anak perempuan yang diberi nama Vince Tebay.
Setelah melewati masa mulai jenjang sekolah dasar hingga menegah atas, putri cantik dari Pasutri itu, melanjutkan pendidikannnya tinggi di Universitas Cendrawasih. Kemudian tahun 1995 ia berhasil meraih gelar Sarjana Administrasi Negara.
Semangatnya untuk belajar tampaknya tidak hanya sampai di situ, namun dia kembali melanjutkan pendidikannya ke Jenjang S2, dan pada tahun 2007 dia berhasil meraih S2 Manajemen Pembangunan Daerah di IPB Bogor Jawa Barat.
Tidak hanya itu tahun 2008, Istri dari pasangan almarhum Prof. Daniel Sthroutis itu berhasil meraih gelar Magister Administrasi Publik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Jakarta. Selanjutnya tahun 2012 dia berhasil meraih gelar Doctor Administrasi Publik di Universitas Padjadjaran Bandung.
Dan Tahun 2014, Post Doctoral Public Service’s on Public Sector University of Wisconsin Medison, Amerika Serikat (Pasca Doktor Pelayanan Publik di Sektor Publik University of Wisconsin Medison, Amerika Serikat).
Pencapaiannya itu tampaknya tidak terlepas dari pengalaman dan jabatan yang telah diembannya. Dimana pada periode 2003-2008, Vince menjabat sebagai Ketua divisi kerjasama Pusat Study Wanita (PSW) Uncen. Kemudian tahun yang sama terhitung sejak 2002-2004, dia menjabat sebagai Ketua KPU Mimika.
Lalu tahun 2008-2021 perempuan suku Meepago itu diperjaya mengemban jabatan Ketua Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi, Yayasan Peduli Daerah, Wilayah Papua.
Tahun 2018-2020, sebagai Ketua Program Studi Administrasi Negara S1. Dan tahun 2013-2021 Vince menjabat sebagai Ketua Konferensi Jurnal Internasional IFRD Dubai dan Cenderawasih University.
Bersamaan dengan itu terhitung mulai 2017-Sekarang dia juga menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Data dan Informasi Pembangunan (Pusdip) Kemudian sejak tahun 2019-Sekarang menjadi Ketua Pusat Studi Gender dan Anak Uncen.
Tidak hanya itu sejak tahun 2018-2021 lalu dia juga dipercayakam sebagai Ketua Yayasan Papua Aweida Anigou (YPAA) dan mulai tahun 2021 sampai sekarang dirinya dipercayai sebagai Ketua Suara Perempuan Indonesia.
Dengan pengalaman dan jabatannya yang luar biasa ini, Vince tampaknya telah memboyong berbagai Piagam Penghargaan dan Tanda Jasa. Seperti pada tahun 1997 dia menerima Piagam Widyaiswara Tingkat Nasional (BP7) dari BP7 Nasional, 2016 menerima publisher IFRD Dubay IFRD dari Dubay Emirate Arab.
Selain itu pada tahun 2017 dia mendapatkan sertifikat, Kerjasama Jurnal dari Universitas Penang Malaysia. Lalu tahun 2018 dia menerima Sertifikat Badan Pengawas (BP) dari YPMAK (Freeport).
Serta pada tahun 2020 dia menerima Sertfikat, sebagai Nara Sumber Program Doktoral Ilmu Sosial dari Program S3 Pasca Uncen.
Tidak hanya pada dunia pendidikan, tapi Vince juga aktif sebagai pengabidan masyarakat, bahkan dirinya memiliki 13 jenis kegiatan pengabian masyarakat.
Ini semua tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik keluarga, para dosen tapi juga tentunya tidak terlepas peran besar gereja dan peran lain,” ucapnya usai prosesi pengukuhan di Auditorium Uncen Selasa.
Dikatakan wujud atas semua perjuangannya itu tidak terlepas dari mimpi dan kerja kerjasnya selama ini. “Tapi juga dukungan semua pihak, saya tidak pernah lupa atas itu,” ujarnya.
Terlebih sebagai perempuan Meepago, Lapago, atau wilayah termarginal di Tanah Papua, keberhasilannya mengubah stigma tabir, kebodohan, keterbelakangan, anak anak Papua selama ini.
Dan stigma itu dihilangkan, karena pendidikan tidak pernah membatas ruang bagi siapapun selama punya niat dan semangat yang juang.
“Banyak orang memiliki mimpi tapi, tidak memiliki cukup banyak semangat untuk meraihnya, tapi saya mewakili perempuan Mee bisa raih itu,” ungkapnya.
Diapun mengatakan sebagai seorang profesor tentunya mempunyai tanggungjawab yang sangat berat untuk membuktikan serta memotivasi kaum perempuan terutama perempuan Papua, bahwa meraih jabatan akademik tertinggi tidak hanya diraih oleh sesorang tapi semua juga bisa selama punya niat dan komitment yang kuat.
“Semua orang bisa menjadi apapun, tergantung niat dan semangat mau bekerja, sebab mimpi itu harus dikerjakan,” tuturnya.
Mengerjakan sesuatu kata dia membutuhkan proses, serta rintangan yang harus dilalui. Sebab tidak akan terwujud jika hanya punya niat, tapi tidak selaras dengan semangat kerja yang tinggi. “Sayapun bisa sampai pada titik ini tidak datang begitu saja, tapi melalui proses yang panjang,” kata Vince.
Diapun mengatakan keberhasilannya itu, bagian dari keberhasilan lembaga pendidikan dalam hal ini Uncen. Tentunya dengan begitu akan memperkuat perkembangan Uncen ke depan.
“Dalam pendidikan jabatan tertinggi seorang dosen itu guru besar, jadi keberhasilan ini tidak hanya untuk saya pribadi tapi keberhasilan lembaga pendidikan, serta orang orang hebat yang mendukung saya selama ini,” tuturnya.
Oleh sebab dia mengharapkan pencapaiannya itu menjadi motivasi bagi perempuan-perempuan lain di Papua khususnya perempuan di wilayah adat Meepago, dan Lapago.
“Kalau saya anak dari wilayah termarginal bisa kenapa yang lain tidak, ini tergantung diri kita sendiri mau berjuang atau tidak,” pungkasnya. (*/wen)



SELALU DI HATI
Kini kita tidak lagi berada di dunia yang sama
Kita terpisah ruang dan waktuKita tidak lagi bisa bertatap muka
Dan aku hanya bisa menatapmu dari foto saja
Tak kan pernah ada yang berubah
Sejauh apapun engkau pergi, ayah
Ayah adalah pengukir jiwa kami
Ayah akan selalu ada di hati kami
Engkau adalah pahlawan untuk hidup kami
Engkau adalah cahaya untuk hidup kami
Engkau adalah pelita untuk hidup kami
Engkau akan selalu ada di hati kami
Kami tidak akan terlalu larut larut bersedih
Doa kami selalu untuk ayah
Doa kami untuk kebahagiaan ayah di surga
Doa kami agar ayah tenang di sisi-Nya.
Karya: Anonim


Melalui Prof Vince Tebay, Mimpi Gereja Kingmi di Bidang Pendidikan Mulai Terwujud, Dibukanya TK PAUD


Pembukaan perdana Sekolah TK PAUD Eklesia Angkasapura, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, Sabtu 3 Agustus 2024 pagi dengan ditandai pemotongan pita secara bersama -sama. Oleh Ketua Klasis Gereja Kemah Injil (Kingmi) Kota Jayapura Pdt Menny Yogi, Badan Pengurus Gereja Eklesia, Ketua Yayasan Papua Anigou Aweida (YPAA) Prof. DR. Vince Tebay, Sos., M.Si. Yang mana juga resmi disaksikan langsung oleh Pemerintah Kota Jayapura melalui Asisten I Setda Kota Jayapura Eveert Meraudje mewakili Pj Walikota Jayapura Christian Sohilait, beserta perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan Provinsi Papua ini.
Menjadi momentum kebangkitan Gereja Kingmi Papua khususnya di Kota Jayapura dalam bidang Pendidikan yang dimulai dari Anak Usia Dini dan itu berawal di Sekolah TK PAUD Eklesia Angkasapura. Kepada media ini Portal Papua, Prof. DR. Vince Tebay, S.Sos., M.Si selaku Ketua Yayasan Papua Anigou Aweida pendiri TK PAUD Eklesia Angkasapura, Kota Jayapura menyebutkan ini sesuai dengan Rapat Kerja (RAKER) tahunan Jemaat Eklesia dua tahun lalu merencanakan mendirikan Sekolah satu atap mulai TK PAUD, SD, SMP dan SMA. "Puji Tuhan, tahun ini baru terwujud tepat tanggal 3 Agustus 2024 ini, kami telah resmi membuka TK PAUD dengan berawal 20 orang anak -anak untuk satu semester. Kemudian akan di lanjutkan mulai Sekolah pada tanggal 5 Agustus, hari Senin besok masuk Pukul 08.00 sampai dengan pulang 10.00 WIT",ungkapnya.
Sehingga perempuan Papua kedua sekaligus perempuan pertama dari suku "Mee" Papua Tengah peraih gelar Profesor itu katakan kerjasama orang tua/wali ketika menghantar anak -anak ini datang ke Sekolah harus tepat waktu. Guru -guru yang pihaknya (Yayasan Papua Amigou Aweida) siapkan di TK PAUD Eklesia telah mendapatkan pelatihan khusus bagimana mengenal karakter dan psikologi anak -anak. Kemudian mereka juga akan ada pelatihan terkait akreditas Guru, bekerjasama dengan Universitas Cenderawasih Papua. "Jadi Guru -guru ini juga akan tersertifikasi pengajaranya kepada anak -anak yang Sekolah di TK PAUD Eklesia Angkasapura",kata sang guru besar Vince Tebay.
Vince Tebay berharap dengan adanya TK PAUD Eklesia Angkasapura yang baru saja di buka tentu juga baru belajar bagimana mengelola TK/PAUD untuk itu perlu ada kerjasama yang baik antar Yayasan pengelola Sekolah, Guru -guru dan Orang tua Murid sebab setiap kerjasama itu bisa di wujudnyatakan dengan keberhasilan anak -anak ini. "Juga kerjasama mitra Pemerintah Kota terkait pendaftaran TK PAUD ini (Eklesia) ke Dinas Pendidikan Kota Jayapura",harapnya.
Asisten I Setda Kota Jayapura Evert Meraudje dalam kesempatan yang sama menuturkan pertama -tama Pemerintah Kota memberi apresiasi kepada Yayasan Papua Anigou Aweida bersama warga Jemaat Eklesia telah menyumbang Sumber Daya Manusia melalui pertumbuhan PAUD. Eveert Meraudje tegaskan Pemerintah Kota akan mendukung dengan program -program selanjutnya TK PAUD Eklesia ketika akan mendaftar ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura.
Dia merasa bangga karena datang ke TK PAUD Eklesia ternyata semuanya sudah siap baik fasilitas, anak -anak yang berjumlah 20 dan ada guru. Dengan demikian Kedepa Eveert Meraudje harapkan admin dari TK PAUD ini harus memberikan data aktifitas proses belajar -mengajar ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota. "Tadi ibu ketua yayasan telah sampaikan Kurikulumnya sudah di adopsi, ini luar biasa tinggal dengan Pemerintah kita konek sehingga Sekolah ini resmi terdaftar dalam beroperasi karena Ijaza TK ke PAUD bisa lanjut masuk SD",jelasnya.
Sementara itu Ketua Klasis Gereja Kemah Injil/Kingmi Kota Jayapura Pdt Menny Yogi merasa bangga dan mengucap syukur kepada Tuhan karena dalam program pelayanan Gereja Kingmi dalam Raker dua tahun lalu mereka umumkan untuk membangun TK -PAUD di 5 titik di Kota Jayapura. Dan itu perdana dimulai dari Jemaat Eklesia Angkasapura, artinya Pdt Menny Yogi terangkan Jemaat disini sudah mandiri sendiri.
"Untuk itu secara pribadi saya memberi apresiasi kepada badan pengurus Jemaat beserta Yayasan Papua Anigou Aweida yang punya visi mencerdaskan anak -anak kita Papua", sebutnya. Pdt Menny Yogi berpesan agar setiap Gereja yang ada di Kota Jayapura maupun secara umum Papua supaya di lingkungan Gereja harus ada khusus tempat Pendidikan kepada anak -anak. "Gereja itu melaksanakan dua fungsi yaitu Pendidikan dan Pemulihan",tutupnya. Sekedar mengetahui, Yayasan Papua Anigou Aweida (YPAA) ini berasal dari bahasa Mee yang punya makna mendalam di bagi dalam dua kata.
Anigou dan Aweida. Anigou : Bangun sementara Aweida: Terang, sehingga dua kata ini punya arti yang sangat luar biasa yaitu "Membangun Terang".***






Berita
Pembinaan Minat Bakat dan Pelayanan Sosial yang dilakukan YPAA pada pertengahan Desember 2022 dan Januari sampai April 2023






Pengumuman
Kami Membuka Pendaftaran Peserta Baru untuk mengikuti Program Unggulan Periode 2023-2025
Kelas Sekolah Usia Dini
Kursus Komputer Kelas Pemula
Informasi Persyaratan dan Panduan lengkap silahkan hubungi kami